Salam Olahraga! JAYA! JAYA! JAYA!
Bapak/ibu pembaca yang budiman, dalam tulisan kali ini saya akan menyampaikan sebuah narasi mengenai pembelajaran tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin. Selamat membaca.
===================================ooo00ooo=====================================
- Filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pratap
Triloka dalam Pengambilan Keputusan
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka sangat
relevan dengan pengambilan keputusan seorang pemimpin. Filosofi tersebut yang menekankan "ing
ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani"
mengajarkan bahwa pemimpin harus mampu memberikan teladan, memotivasi, dan
mendorong orang lain untuk berkembang secara mandiri. Pratap Triloka (Tri
Sentra Pendidikan: keluarga, sekolah, masyarakat) juga menunjukkan bagaimana
pendidikan tidak hanya tanggung jawab satu pihak, tetapi melibatkan lingkungan
yang lebih luas. Filosofi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan seorang pemimpin
yang mempertimbangkan dampak keputusan pada semua aspek kehidupan peserta
didik, mulai dari aspek akademik, sosial, hingga emosional.
- Pengaruh Nilai-nilai Diri terhadap
Pengambilan Keputusan
Nilai-nilai yang tertanam dalam
diri seorang guru sangat mempengaruhi keputusan yang diambil, terutama dalam
situasi dilema etika dan bujukan moral. Seorang pemimpin yang memiliki nilai
keadilan, integritas, dan empati akan cenderung membuat keputusan yang pada
akhirnya didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan
universal, serta berpihak pada murid.
- Pengambilan Keputusan dan Coaching
Coaching atau bimbingan oleh
fasilitator membantu seorang calon guru penggerak dalam merefleksikan dan
mengevaluasi keputusan yang telah diambil. Melalui proses coaching,
pertanyaan-pertanyaan kritis diajukan untuk menguji efektivitas keputusan yang
diambil, apakah sudah sesuai dengan ketiga prinsip
menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan etika
dan moral yang berlaku yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based
Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), Berpikir
Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Coaching ini membantu
menyadari apakah keputusan yang diambil memiliki dampak positif dan
berkelanjutan.
- Pengaruh Kesadaran Sosial-Emosional dalam
Pengambilan Keputusan
Kesadaran sosial-emosional guru
sangat berperan dalam pengambilan keputusan, terutama dalam menangani dilema
etika dan bujukan moral. Guru yang mampu mengelola emosinya dengan baik akan
lebih bijak dalam mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan memilih keputusan
yang tidak hanya benar secara rasional, tetapi juga berempati pada pihak-pihak
yang terlibat termasuk peserta didik dan warga sekolah lainnya. Emosi dalam
diri guru yang tidak terkendali atau sulit dikuasai dapat mengaburkan penilaian
dan mengarah pada keputusan yang tidak rasional sehingga sulit mengambil
keputusan berdasarkan nilai kebajikan.
- Studi Kasus Moral dan Nilai yang Dianut
Studi kasus tentang dilema etika selalu mengacu pada
nilai-nilai yang dianut seorang pendidik yaitu nilai-nilai kebajikan universal misalnya
Keadilan, Keselamatan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Rasa Syukur, Lurus Hati,
Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Berkomitmen, Percaya Diri,
Kesabaran, Keamanan, dan lain-lain. Nilai-nilai inilah yang akan menjadi
pedoman kita dalam memilih tindakan yang paling tepat. Dalam studi kasus
mengenai masalah bujukan moral dan dilema etika, nilai-nilai yang dianut oleh
pendidik menjadi dasar utama dalam pengambilan keputusan. Tentu juga harus
melewati 9 langkah pengujian. Keputusan
yang tepat akan mencerminkan integritas dan komitmen terhadap nilai-nilai
kemanusiaan dan pendidikan.
- Dampak Pengambilan Keputusan terhadap
Lingkungan Belajar
Pengambilan keputusan yang tepat
oleh seorang guru penggerak akan menciptakan lingkungan belajar yang positif,
kondusif, aman, dan nyaman bagi semua peserta didik Sebaliknya,
keputusan yang buruk dapat merusak suasana belajar dan berdampak negatif pada
peserta didik. Lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman akan mendorong peserta didik untuk berkembang dengan optimal, baik secara
akademik, emosional, dan sosial.
- Tantangan dalam Pengambilan Keputusan
terhadap Dilema Etika
Tantangan dalam mengambil keputusan etika seringkali
terkait dengan perubahan paradigma di lingkungan kita. Tekanan sosial,
kepentingan pribadi, dan aturan yang tidak jelas dapat membuat kita berada
dalam dilema etika. Tantangan dalam pengambilan keputusan pada bujukan moral
dan dilema etika di lingkungan pendidikan biasanya muncul karena adanya
perbedaan paradigma atau nilai-nilai yang dianut. Baik itu dari sesama
pendidik, kepala seklah, peserta didik, orang tua, dan warga sekolah lainnya. Perubahan
paradigma yang lebih terbuka dan berfokus pada pendidikan yang memerdekakan
murid dapat membantu mengatasi tantangan tersebut, namun membutuhkan kerja sama
dan pemahaman dari seluruh pihak di lingkungan pendidikan. Untuk itulah
dibutuhkan kolaborasi dan komunikasi yang efektif antar sesama warga sekolah.
- Pengaruh Pengambilan Keputusan terhadap
Pengajaran yang Memerdekakan
Keputusan yang diambil oleh seorang
guru penggerak harus selaras dengan prinsip pengajaran yang memerdekakan, yaitu
memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan potensinya yang beragam.
Pemimpin pembelajaran harus mampu merancang pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan potensi murid secara individual. Ini telah terkoneksi dengan modul
1.4 Budaya Positif, Modul 2.1. Pembelajaran untuk Memenuhi
Kebutuhan Belajar Murid (berdiferensiasi), dan Modul 2.2. Pembelajaran Sosial
dan Emosional.
- Pengaruh Pengambilan Keputusan terhadap
Masa Depan Murid
Keputusan yang kita ambil sebagai pemimpin pembelajaran
akan sangat mempengaruhi kehidupan dan masa depan peserta didik. Keputusan yang
tepat dapat membuka peluang bagi peserta didik untuk meraih kesuksesan,
sedangkan keputusan yang salah dapat membatasi potensi mereka. Keputusan yang
bijak dan berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan universal seperti yang
penulis paparkan di atas akan membantu murid dalam mengembangkan potensi diri,
menghadapi tantangan masa depan, dan menjadi pribadi yang tangguh, mandiri dan dapat
menuntun segala kodrat yang ada pada peserta didik agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
- Kesimpulan Akhir dan Keterkaitan dengan
Modul Sebelumnya
Modul ini mengajarkan kita bahwa pengambilan keputusan
adalah proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek, mulai dari
nilai-nilai kebajikan universal, emosional, hingga konteks sosial. Melalui
pembelajaran ini, kita diharapkan mampu menjadi pemimpin pembelajaran yang
bijaksana dan mampu mengambil keputusan yang terbaik bagi peserta didik. Modul
ini memperkuat pemahaman bahwa pengambilan keputusan yang tepat membutuhkan
refleksi mendalam, kesadaran akan nilai-nilai yang baik, dan kemampuan dalam
menghadapi bujukan moral dan dilema etika. Keterkaitan dengan modul sebelumnya seperti
refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, nilai-nilai dan
Peran Guru Penggerak, visi guru penggerak, budaya positif, Pembelajaran untuk
Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid (berdiferensiasi), Pembelajaran Sosial dan
Emosional, termasuk coaching untuk supervisi akademik adalah menguatkan kita
untuk menjadi seorang pemimpin. Dimana guru penggerak didorong untuk menjadi
pemimpin pembelajaran yang bijak dan berfokus pada pengembangan murid secara
holistik.
- Pemahaman tentang Dilema Etika, Paradigma,
Prinsip, dan Langkah Pengambilan Keputusan
Memahami dilema
etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip
pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan memberikan panduan dan penguatan yang jelas
dalam situasi pengambilan keputusan yang kompleks. Langkah-langkah pengambilan
keputusan tersebut membantu saya untuk lebih sistematis dalam proses berpikir
dan bertindak dalam menentukan sebuah keputusan yang tepat dan bijak. Hal diluar
dugaannya menurut saya adalah mempelajari pengambilan keputusan ini membuat saya
semakin berani dalam bertindak apalagi sebagai seorang pemimpin. Karena jika
telah melewati berbagai proses yang disebutkan tadi, maka keputusan yang saya
ambil adalah keputusan terbaik yang sudah dipertimbangkan dengan benar-benar
matang.
- Pengalaman Sebelum dan Sesudah Mempelajari
Modul Ini
Sebelum mempelajari modul ini,
pengambilan keputusan mungkin dilakukan secara spontan atau tanpa refleksi
mendalam. Namun, setelah mempelajari modul ini, keputusan yang diambil lebih
terstruktur, mempertimbangkan berbagai aspek moral, etika, dan dampaknya
terhadap murid serta lingkungan sekitar.
- Dampak Pembelajaran Modul terhadap Cara
Pengambilan Keputusan
Sebelum mempelajari modul ini, saya seringkali mengambil
keputusan berdasarkan intuisi atau pengalaman pribadi. Pembelajaran ini memberikan wawasan yang lebih
luas mengenai pentingnya refleksi dalam pengambilan keputusan, serta mendorong
pengambilan keputusan yang lebih bijak dan berbasis nilai-nilai kebajikan
universal. Setelah mengikuti pembelajaran ini, saya
menjadi lebih sistematis dalam mengambil keputusan dan lebih memperhatikan
konsekuensi dari setiap pilihan. Sebagai hasilnya,
pendekatan dalam menghadapi dilema etika menjadi lebih matang dan terarah.
- Pentingnya Mempelajari Modul Ini bagi
Seorang Pemimpin
Modul ini sangat penting bagi saya karena memberikan
kerangka berpikir yang jelas dalam menghadapi bujukan moral dan dilema etika
yang seringkali muncul dalam pekerjaan sebagai pendidik. Pengetahuan dan
pengalaman ini tentu sangat membantu saya dalam mengambil keputusan yang lebih
baik, bijak, dan bertanggung jawab. Mempelajari modul ini juga sangat penting
bagi saya sebagai seorang calon guru penggerak, karena pengambilan keputusan
yang tepat adalah inti dari kepemimpinan yang efektif. Pemimpin pembelajaran yang mampu membuat
keputusan yang bijak akan memberikan dampak positif yang besar bagi
pengembangan peserta didik dan lingkungan sekolah secara keseluruhan.